Hemat dan Sederhana Selalu Saya Terapkan

Waktu sengang biasanya saya gunakan untuk berkumpul dengan anak-anak. saya mengikuti mereka. kadang kami pergi jalan-jalan.

Hidup kami hemat. sampai sekarang saya hidup hemat dan tidak mau anak-anak tampil dengan mobil mewah. Sebab usaha kami sebagian menggunaka uang pinjaman.

Saya mendidik anak-anak agar tidak menggunakan barang-barang mewah. sehingga mereka sudah terbiasa memakai barang yang tidak bermerk.

Untuk melengkapi pakaian anak-anak yang harganya agak mahal, saya yang membelikan. Kadang-kadang sekali dalam setahun saya buatkan mereka baju, jas sebanyak tiga stel.

Begitu juga dengan makanan atau merayakan ulang tahun. Kami merayakanya sederhana saja. Msisalkan pergi makan bersama ke restoran. sedangkan kalau saya dan suami ulang tahun biasanya membua nasi tumpeng dan makan bersama karyawan.

Waktu Dulu

Untuk menghemat biaya saya berusaha mencari rumah kontrakan yang dekat dengan sekolah anak-anak, dan jauh dari pusat pertokoan dan perbelanjaan. tujuannya untuk mengirit agar anak sekolah tidak memerlukan ongkos dan saya juga dapat mengawasinya. Saya juga dapat berkomunikasi dengan guru mereka.

Saya juga tidak mau menyerahkan anak saya kepembantu. Semuanya saya kerjakan sendirian dan juga mendidik Pagi-pagi saya mengurus anak dan setelah itu baru saya mengerjakan dagangan. Saya berjualan dirumah. Kalau dagangan saya ramai, saya didepan, dan kalau sepi saya dibelakang mengurus anak. sehingga waktu saya tidak terbuang banyak.

Saya mempunyai empat orang anak, Tiga perempuan dan satu orang laki-laki. kami tinggal dirumah yang sekaligus kantor pusat dan restoran.

Saya kini bertugas mengontrol restoran yang memakai sistem waralaba. selain itu saya membuat bumbu. waktu malam sudah saya siapkan bumbu-bumbu yang akan digiling pada pagi esoknya. Jumlah yang dibuat sesuai denga order yang datang. Bumbu ini khusus untuk memasok restoran yang ada di jakarta.

Lain dengan yang ada dipabrik. Bumbunya tahan untuk berberapa lama. Membuat bumbu tidak hanya saya saja, tapi anak-anak juga bisa.

Saya tinggal bilang pada anak-anak kalau saya mau pergi keluar kota. Anak-anak sudah dapat dipercaya untuk membuat bumbu. menantu dipercaya menangani bidang pengembangan.

Bisnis indonesia, Minggu III, Januari 1997

Artikel lain

  1. Ayam Desa Populer di Kota
  2. Ayam Kampung Masuk Kota
  3. Hemat dan Sederhana Selalu Saya Terapkan
  4. Motto Generasi Ke-3
  5. Motto Generasi Ke-4
  6. Profil Ratna Juwita Umiyasih
  7. Bermula dari Petuah Kakek Berbaju Ungu